Makalah Sterilisasi dan Penyimpanan Alat-alat Kesehatan dengan Bahan Karet Terbaru 2022
BAB
1 : PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.
Keamanan Laboratorium merupakan hal yang
penting, sebagai upaya
keselamatan dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di
laboratorium, dengan tujuan melindungi pekerja/praktikan dan
orang sekitarnya dari resiko
terkena gangguan kesehatan
yang ditimbulkan laboratorium.
Sterilisasi harus dilakukan
untuk alat-alat, sarung tangan bedah, dan alat lain yang kontak langsung dengan
aliran darah atau jaringan normal steril (Spaulding 1939). Hal ini dapat di
capai denga uap bertekanan tinggi (otklaf), pemanasan kering (oven),
sterilisasi kimiawi, seperti glutaraldehid atau formaldehid, dan secara fisik
(radiasi). Karena sterilisasi itu sebuah proses, bukan sebuah peristiwa
tunggal, maka seluruh komponen harus dilakukan secara benar agar sterilisasi
tercapai.
1.2 Tujuan.
- Menguraikan
metode-metode sterilisasi yang lazim dilakukan.
- Menjelaskan kelebihan
dan kekurangan metode-metode ini.
- Menjelaskan cara
menyimpan alat-alat yang telah di sterilisasi.
- Menguraikan keuntungan
dan kekurangan metode sterilisasi yang lain.
1.3 Rumusan Masalah.
·
Bagaimana cara mensterilkan alat-alat yang terbuat dari karet.
·
Jenis-jenis barang yang dapat disterilkan.
·
Metode-metode dalam pensterilian alat yang terbuat dari karet.
BAB
2 : PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sterilisasi.
Sterilisasi merupakan suatu tindakan
untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan
perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia.
2.2
Cara Sterilisasi.
Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun
medianya. Bila penanaman spesimen dalam media, petri, ose maupun media yang
digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman
yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil
kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan.
Jenis peralatan yang dapat
disterilkan :
1.
Peralatan yang terbuat dari logam,
misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
2.
Peralatan yang terbuat dari kaca,
misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3.
Peralatan yang terbuat dari karet,
misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
4.
Peralatan yang terbuat dari ebonit,
misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
5.
Peralatan yang terbuat dari email,
misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
6.
Peralatan yang terbuat dari porselin,
misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
7.
Peralatan yang terbuat dari plastik,
misalnya slang i8nfus dan lain-lain.
8.
Peralatan yang terbuat dari tenunan,
misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju, sprei, sarung bantal dan
lain-lain.
Suatu
alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba
baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat
atau media dari jasad renik disebut sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi,
untuk pemilihannya tergantung dari bahan/alat yang akan disterilkan. Secara
garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai berikut :
- pemanasan
- filtrasi
- penyinaran
dengan sinar gelombang pendek (radiasi)
- kimia
(khemis)
A. Sterilisasi
dengan Pemanasan.
1. Dengan pemanasan kering.
Pembakaran
Alat yang digunakan adalah lampu spiritus/bunsen. Pembakaran dapat dilakukan dengan cara :
·
Memijarkan.
Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam
(ose, pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini seluruh
mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.
·
Menyalakan.
Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset,
bibir tabung, mulut erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan hal
darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang melekat pada
alat dengan pasti terbunuh.
Tempat
yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya kira-kira sepertiga
bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu diperhatikan :
-
jangan
memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan.
-
jangan
meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang disediakan
setelah disterilkan.
·
Dengan udara panas (hot air oven).
Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta
berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan udara panas
dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas misalnya : petri,
tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-bahan minyak dan powder
misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa tidak dapat ditserilkan
dengan cara ini.
Setelah
dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus dengan kertas
tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven dan dipanaskan pada temperatur
antara 150 - 170ºC, selama kurang lebih 90 – 120 menit. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat
jarak yang cukup, untuk menjamin agar pergerakan udara tidak terhambat.
2.
Dengan pemanasan basah.
·
Dengan merebus.
Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting,
pinset, skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara direbus dalam
suasana mendidih selama 30-60 menit.
·
Dengan uap air panas
Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan
mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas dengan
tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan
pemanasan 100ºC selama 1 jam. Perlu diingat bahwa dengan cara ini spora belum
dimatikan, dan ada beberapa media yang tidak tahan pada panas tersebut
(misalnya media Loewenstein, Urea Broth). Media tersebut disterilkan dengan
cara sterilisasi bertingkat ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah
sterilisator, autoklav, dimana tekanan dalam autoklav dijaga tetap 1 atmosfer
(klep pengatur tekanan dalam keadaan terbuka).
·
Dengan uap air bertekanan (Autoklav).
Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat
dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang
tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan
menggunakan panas 120ºC selama 10 – 70 menit tergantung kebutuhan. Hal yang
perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan menggunakan autoklav :
-
harus
ditunggu selama bekerja
-
hati-hati
bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann temperatur dan tekanan
secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan meletus dan
gelas-gelas dapat pecah).
Pada
sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses oksidasi
putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan mengakibatkan
terjadinya koagulasi putih telur bakteri. Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat
menerima panas daripada keadaan kering sehingga sterilisasi basah lebih cepat
dibanding oksidasi).
·
Pasteurisasi.
Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol.
Panas yang digunakan 61,7ºC selama 30 menit.
B.
Sterilisasi dengan Filtrasi.
Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan
cairan atau gas pada saringan berpori kecil sehingga dapat menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Kegunaan :
-
untuk
sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya Urea Broth
ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.
-
Meminimalkan
kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis.
Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma)
umumnya tidak dapat ditahan oleh filter.
C.
Sterilisasi dengan Penyinaran (radiasi).
Sterilisasi dengan cara ini diperlukan jika sterilisasi
panas maupun dinding tidak dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi
mengakibatkan letal terhadap sel-sel jasad renik dan mikroorganisme lain. Jenis
radiasi termasuk bagian dari spkterum elektromagnetik, misalnya : sinar
ultraviolet, sinar gamma, sinar x dan juga sinar katoda elektro kecepatan
tinggi. Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm. Lampu sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang 260 – 270 nm, dimana sinar dengan panjang
gelombang sekitar 265 nm mempunyai daya bakterisid yang tinggi. Lampu
ultraviolet digunakan untuk mensterilkan ruangan, misalnya di kamar bedah,
ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industri farmasi, juga bisa
digunakan diperusahaan makanan untuk mencegah pencemaran permukaan.
Sinar x mempunyai daya penetrasi lebih besar dibanding
dengan sinar ultraviolet. Sinar gamma mempunyai daya penetrasi lebih besar
dibandingkan dengan sinar x dan digunakan untuk mensterilkan material yang
tebal, misalnya bungkusan alat-alat kedokteran atau paket makanan. Sinar katoda
biasa dipakai menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah
dibungkus.
D.
Cara Kimia (Khemis).
Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa
istilah yang perlu difahami:
-
Desinfektan
adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dan jasad renik.
Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak hidup, karena akan merusak jaringan.
Prosesnya disebut desinfeksi.
-
Antiseptik
adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan maupun membunuh pertumbuhan
dan kegiatan jasat renik. Biasanya digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut
antiseptis.
-
Biosidal
adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh mikroorganisme, misal :
bakterisid, virosid, sporosid.
-
Biostatik
adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan organisme, misal
: bakteriostatik, fungistatik.
Ø Ada beberapa
zat yang bersifat anti mikroba :
1. Fenol dan derivatnya.
Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein
secara aktif atau merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan.
Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung
konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada suasana alkali, suhu
rendah, dan adanya sabun.
2. Alkohol.
Alkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan
dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan
diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50-70% mempunyai sifat
bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya bakterisidnya kurang dibandingkan
etanol, dan beracun terhadap mata.
3. Halogen beserta gugusannya.
Halogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme
dengan cara mengoksidadi protein sehingga merusak membran dan menginaktifkan
enzim-enzim.
Misalnya :
-
Yodium
dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan pembedahan
-
Hipoklorit
digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang umum dipakai adalah
kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.
4. Logam berat dan gugusannya.
Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein
esensial lain dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.
Contoh
:
-
Merkurokrom,
merthiolat sebagai antiseptik.
-
Perak
nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada bayi (Neonatol
gonococcal ophthalmitic).
5. Deterjen.
Dengan
gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak membran sitoplasma.
1.
Aldehid .
Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein.
Contoh : formalin (formaldehid).
2.
Gas sterilisator.
Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan
dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material
disterilkan dengan gas pada suhu kamar. Gas yang dipakai adalah ethilen oksida.
Kebaikannya : ethilen oksida
mempunyai daya sterilisasi yang besar dan daya penetrasinya besar.
Kejelekannya : ethilen oksida bersifat toksis dan mudah
meledak.
2.3
Metode
Sterilisasi.
Metode-metode
sterilisasi :
A.Metode sterilisasi panas.
Penguapan bertekanan tinggi yang menggunakan autoklaf atau pemanasan
kering dengan oven.
ð Sterilisasi uap tekanan
tinggi :
Metode sterilisasi yang efektif untuk mensterilkan instrumen dan
alat- alat lain yang digunakan pada berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.(Gruendemann
dan Mangun : 2001 ).
ð Sterilisasi panas kering (oven
) :
Membutuhkan listrik terus-menerus, kurang efektif di daerah
terpencil,digunakan pada benda-benda gelas atau logam,karena akan melelehkan
bahan lainnya.
B. Sterilisasi dengan cara penguapan.
Penguapan adalah sterilan yang efektif karena 2 alasan yaitu :
Pertama, uap pekat adalah sebuah kendaraan energi termal yang sangat efektif. Kedua, uap adalah
sterilan yang efektif karena lapisan luar mikroorganisme bersifat protektif dan
resistan dapat
dilemahkan oleh uap, sehingga terjadi koagulasi pada bagian mikroorganisme yang sensitif.
C. Sterilisasi kimia.
Digunakan apabila dengan sterilisasi panas kering atau sterilisasi
tekanan tinggi akan merusak objek tersebut atau peralatan tidak tersedia.
Kelebihan : begitu mudah larutan
glutyaraldehid dan formaldehid tidak dinonaktifkan oleh materi organik, kedua
larutan ini digunakan untuk instrumen yang tidak tahan sterilisasi panas
,seperti leparoskop
tidak dapat dicampur dengan clorin
karena memproduksi gas berbahaya.
Kekurangan : Formaldehid dan
glutaraldehid mahal harganya.
Ø Penyimpanan :
Ditempatkan bersebelahan dengan atau dihubungkan ketempat
sterilisasi berlangsung, disebuah area yang terpisah dan tertutup dengan akses
terbatas yang digunakan untuk menyimpan bahan suplai pasien yang bersih dan
steril.
Ø Masa berlaku :
Masa berlakunya bahan-bahan (yaitu berapa lama instrumen masih
dianggap steril ) setelah sterilisasi berhubungan dengan kejadian.
Oleh karena itu masa berlakunya sterilisasi tergantung pada faktor-faktor
berikut ini :
1. Kualitas pembungkus atau
wadah.
2. Berapa kali sebuah paket
dipegang sebelum digunakan.
3. Berapa banyak orang yang telah memegang paket tersebut.
4. Penggunaan penutup debu plastik dan penyegelan.
2.4 Prosedur Sterilisasi Alat dari Karet.
ü Persiapan Alat :
1. Bensin.
2. Spuit.
3. Kapas.
ü Prosedur Pelaksanaan :
1.
Bersihkan
alat-alat dan bersihkan bekas plester dengan bensin.
2.
Setelah
direndam dalam larutan lisol 2% selama 2 jam, bilas kateter, sonde/maag slang dan cuci dengan sabun.
Bersihkanbagian dalamnya dengan spuit/semprit atau dengan air mengalir sambil
dipijit sampai bersih.
3.
Setelah itu,
rebus selama 3-5 menit dalam air mendidih (masukkan alat-alat setelah air
mendidih).
4.
Bersihkan
alat-alat dan simpan di tempat semula.
v Mensterilkan Sarung Tangan.
ü Persiapan Alat :
1. Sarung tangan.
2. Sabun.
3. Kain pengering.
4. Talk.
5. Tablet-tablet formalin.
6. Tromol/stoples.
ü Prosedur Pelaksanaan :
1. Bersihkan sarung tangan dan periksa apakah ada
kebocoran, yaitu dengan memasukkan udara ke dalam sarung tangan, kemudian
celupkan ke dalam air bersih. Jika ditemukan kebocoran pisahkan.
2. Keringkan dengan menggantungkan dulu sarung
tangan, lalu lap dengan kain pengering pada kedua sisinya dengan hati-hati
jangan sampai robek.
3. Bedaki tipis-tipis pada kedua sisinya, kemudian
atur sarung tangan sepasang-sepasang.
4. Sterilkan sarung tangan didalam tromol/stoples
tertutup yang berisi formalin selama 24 jam (di hitung mulai dari jam di
masukkan).
5. Selesaikan, bereskan alat-alat, dan simpan di
tempat semula.
BAB
3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Mensterilkan alat dalam proses keperawatan pada umunya sangat penting untuk menjaga kebersihan alat-alat dalam praktek lapangan/klinik karena dengan alat yang bersih/steril/suci hama sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan luka/penyakit yang di alami klien/pasien.
0 Response to "Makalah Sterilisasi dan Penyimpanan Alat-alat Kesehatan dengan Bahan Karet Terbaru 2022"
Post a Comment