Makalah Pengambilan Spesimen Urine Terbaru 2022
BAB
1 : PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.
Sekarang ini, banyak penyakit yang
bertambah dan merajalela dalam
kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona
penyakit yang paling sering menyerang manusia.
Penyakit infeksi yang ditimbul sering
diakibatkan mikroorganisme yang
bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan
pemeriksaan fisik dan anamnese guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain
dalam
menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab
suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen.
Oleh karena itu, bagi orang yang
berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya
dokter, harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen klinik.
Saya, sebagai mahasiswi kedokteran, tentunya juga harus memahami betul cara
pengelolaan/penanganan spesimen.
Yang harus diperhatikan dalam hal
pengelolaan spesimen adalah: Cara
Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman spesimen. Adapun tujuan dari pemahaman
cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil
yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak
rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium.
Salah satu hal paling penting yang
mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu
harus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk
pemeriksaan mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi.
1.2 Tujuan.
1. Menguraikan dan menjelaskan cara pengambilan spesimen
urine.
2. Menambah pengetahuan spesimen urine.
3. Memahami cara pengambilan spesimen urine yang benar pada
pasien.
4. Sebagai referensi tambahan untuk pembahasan yang sejenis.
1.3 Rumusan Masalah.
Ø Bagaimana prosedur
yang baik dan benar untuk pengambilan spesimen urine pada klien ?.
1.4 Manfaat.
Ø Untuk mengetahui
kelainan yang ada di dalam tubuh pasien.
Ø Untuk mengetahui
miroorganisme yang berkembang dalam urine.
Ø Untuk mengetahui
kandungan yang terdapat dalam urine.
BAB
2 : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.
Urin atau air seni atau air kencing
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.
2.2 Sejarah Warna pada Urine.
Warna kuning keemasan dalam urin pernah dianggap berasal dari emas.
Para ahli kimia menghabiskan banyak waktu untuk mengekstrak emas dari urin yang
akhirnya justru menghasilkan white phosporous, yang ditemukan oleh ahli
kimia Jerman,
Hennig Brand di tahun 1669
ketika ia sedang mendistilasi urin yang difermentasikan.
Pada tahun 1773,
ahli kimia Perancis, Hilaire Rouelle, menemukan urea ketika ia mendidihkan urin
hingga kering.
2.3 Komposisi dan Fungsi Urine.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar
tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen
yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang
"kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal
dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan
mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin
sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa
diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang
yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air.
Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Diabetes
adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
2.4 Pemeriksaan Urine.
Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.
― Jenis sampel urine :
Ø Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine
sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara
khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung
sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel
ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
Ø Urine pagi
Pengumpulan
sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau
menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan
cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan.
Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes
kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
Ø Urine tampung 24 jam
Urine
tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan
dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa
kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb.
Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya
dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.
Wadah
Spesimen
Wadah
untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak
mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup
dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang
dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.
2.5 Proses
Pengambilan Urine.
Pengertian
ð Suatu tindakan mengambil sampel
urine yang di pakai untuk bahan pemeriksaan laboratorium.
Tujuan
ð Menentukan adanya mikroorganisme,
jenis organisme, dan antibiotik yang dapat dipakai untuk pengobatannya.
Persiapan alat
·
Botol
yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)
·
Label
spesimen
·
Sarung
tangan sekali pakai
·
Larutan
anti septik
·
Kapas
sublimat
·
Formulir
Laboratorium
·
Urinal
(Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
·
Baskom
air hangat
·
Waslap
·
Sabun
·
Handuk
Prosedur plaksanaan
o
Beritahu
klien tujuan prosedur pelaksanaan
o
Untuk
klien yang dapat berjalan
-
Antar
klien ke kamar kecil
-
Antar
klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal dan parineal dengan sabun dan
air
Untuk klien wanita
Bersihkan
daerah parineal dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas desinfektan
steril hanya sekali pakai
Untuk klien laki – laki
-
Tarik
perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik
-
Dengan
gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril hanya sekali pakai
kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci dari penis
o
Untuk
klien yang memerlukan bantuan
-
Siapkan
klien dan peralatannya
-
Bersihkan
daerah parineal dengan sabun kemudian keringkan
-
Posisikan
klien setegak mungkin jika di perbolehkan
-
Buka
peralatan, hati – hati jangan sampai mengontaminasi tempat sampel
-
Pakai
sarung tangan
-
Bersihkan
saluran kencing seperti yang dijelaskan di atas
o
Ambil
sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan klien yang dapat
berjalan bagaimana mengambil sampel.
-
Perintah
klien untuk BAK
-
Tempatkan
wadah di tempat aliran urine dan ambil sampel, jangan sampai wadah tersentuh
penis
-
Ambil
+_ 30 – 60 ml urine di dalam wadah
-
Tutup
wadah sentuh hanya dalam luar wadah
-
Jika
perlu, bersihkan wadah dengan disinfektan
-
Untuk
pengambilan urine aliran tengah anjurkan, klien kencing dulu kemudian
menahannya dan kencing kembali, lalu urine dimasukkan kedalam botol +_ 30 – 60
cc, kemudian klien di anjurkan mengeluarkan urine/ mengosongkan kandung kemih
secara keseluruhan.
o
Beri
label pada botol dan bawa kelaboratorium
-
Pastikan
pada label tertera informasi yang sesuai dan benar, letakkan pada botol
-
Usahakan
agar spesiment dapat dibawa ke laboratorium secepatnya
o
Catat
data yang bersangkutan
-
Catat
data seperti warna,bau, konsistensi , dan kesulitan yang di alami klien selama
pengambilan sampel
o
Spesimen
kulit periodik(urine tampung)
-
Dapatkan
wadah spesimen dengan zat pengawet dari laboratorium , labeli wadah dengan
identitas klien, kapan pengumpulan dimulai dan selesai.
-
Guanakan
tempat yang bersih untuk mengambil sampel
-
Simpan
semua sampel dari setiap pengambilan sampel dalam wadah dan disimpan wadah dari
lemari pendingin. Jagalah sampel agar tidak terkontaminasi dengan kertas toilet
atau feses.
-
Pada
akhir periode pengambilan, perintahkan klien untuk mengosongkan kantong kemih
dan simpan urine sebagai bagian spesimen ,
bawa semua sampel ke laboratorium
-
Catat
dalam dokumen sampel, waktu pengambilan dan waktu selesainya serta hasil
pengamatan lain terhadap urine
o
Pengambilan
spesimen urine dari kateter
-
Gunakan
sarung tangan sekali pakai
-
Jika
tidak ada urine dalam kateter , jepit tabung penampung selama +_ 30 menit.hal
ini menyebabkan segera terkumpul di dalam kateter .
-
Bersihkan
daerah penyuntikan jarum dengan menggunakan desinfektan. Daerah penyuntikan ini
sebaiknya agak jauh dari gelembung tabung untuk mencegah tertusuknya gelembung
tersebut. Dengan menyucihamakan jarum , mikroorganisme akan menghilang pada
pembukaan kateter. Jadi , cegahlah kontaminasi jarum dan masuknya
mikroorganisme dalam kateter
-
Masukkan
jarum dengan sudut 30 – 450
-
Lepaskan
penjepit kateter
-
Ambil
sampel urin secukupnya ( 3cc untuk kultur urine dan 30cc untuk analisis urine
rutin)
-
Pindahkan
urine kedalam wadah, pastikan jarum tidak menyenth luar wadah
-
Buang
jarum dan suntikkan kedalam tempat penampungan
-
Tutup
wadahnya
-
Lepaskan
sarung tangan , dan taruh pada tempat yang disediakan
-
Beri
label dan kirim kelaboratorium secepatnya untuk analisis atau taruh di lemari
pendingin
-
Catat
dan dokumentasikan hasil spesimen dan pengamatan spesimen.
Cara
Pengambilan Sampel
Bahan urin
untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Pengambilan
spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang
tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi
penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.
Bahan urin dapat diambil dengan cara
punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah
(midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi
tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.
Ø Punksi Suprapubik.
Pengambilan
urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin langsung dari kandung
kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril. Yang
penting pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis yang baik pada
daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan ditusuk dan
keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka bakteri
apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat dipastikan
merupakan penyebab ISK.
Ø Kateter.
Bahan urin
dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang steril. Pada cara ini
juga penting tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dan
keadaan asepsis harus elalu dijaga. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat
mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal).
Penilaian urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urin yang
diperoleh
dari punksi suprapubik.
Urin Porsi
Tengah.
Urin porsi
tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang
paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita.
Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak
boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat
mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negatif.
Cara
pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita :
1. Siapkan beberapa potongan kasa
steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara uretra. Satu potong kasa
steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air atau
salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai
larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah
steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.
2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia
dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa steril yang mengandung sabun.
Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai
ke tempat sampah.
3. Bilas daerah tersebut dari arah
depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi dengan air atau salin
hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari dan jangan
biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian
keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa
yang telah dipakai ke tempat sampah.
4. Dengan tetap memisahkan kedua labia,
mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang mula-mula keluar.
Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang
lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah
urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah.
Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan
kirim segera ke laboratorium.
Cara
pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :
1. Siapkan beberapa potongan kasa
steril untuk membersihkan daerah penis dan muara uretra. Satu potong kasa
steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air
sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan
sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik
untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka
tutupnya sebelum pembersihan selesai.
2. Tarik prepusium ke belakang dengan
satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air
sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
3. Bilas ujung penis dengan kasa yang
dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah
tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai
ke dalam tempat sampah.
4. Dengan tetap menahan prepusium ke
belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang keluar,
kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam wadah steril sampai
terisi sepertiga sampai setengahnya.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah
urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah.
Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan
kirim segera ke laboratorium.
Bahan urin harus segera dikirim ke
laboratorium, karena penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam
urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan
menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan.
Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah
diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam
setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak
dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3 Bila pengiriman terpaksa
ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 40 C selama tidak lebih
dari 24 jam.
BAB
3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dengan menggunakan prosedur baik dan
benar serta pengetahuan tentang pengambilan spesimen urine, kita dapat
mengetahui mikroorganisme dan kelainan yang terkandung dalam urine sehingga
kita dapat lebih cepat mencegah dan menanggulanginya.
Pada proses pengambilan spesimen urine harus
mempersiapkan alat-alatnya dengan lengkap dan memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang akan dilakukan bila pasien sadar serta mengetahui dengan baik
tentang tata cara pelaksanaannya.
Saran yang mungkin bermanfaat dalam proses pengambilan spesimen urine adalah :
1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat,
kemudian bersihkan dengan sabun sebelum dan sesudah mengambil sampel urine.
2. Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang
lain.
3. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa
sampel ke laboratorium.
0 Response to "Makalah Pengambilan Spesimen Urine Terbaru 2022"
Post a Comment